banner 728x250

1.080 Sapi Perah Dilepas Oleh Karantina Untuk Kemitraan Peternak Jawa Timur

Barantin Jatim

Kemitraan Peternak Jawa Timur lepas 1.080 sapi
banner 120x600
banner 468x60

LiputanA6, Probolinggo – Badan Karantina Indonesia (Barantin) menyatakan bahwa 1.080 sapi perah jenis _Holstein Crossbreed_ dari Australia dinyatakan sehat dan diberikan sertifikasi karantina pembebasan. Sapi-sapi tersebut sebelumnya masuk ke Probolinggo, Jawa Timur pada tanggal 28 Juni 2025 melalui Pelabuhan Tanjung Tembaga, Probolinggo dan merupakan bagian dari Program Peningkatan Produksi Susu dan Daging Nasional (P2SDN).

“Sebelumnya Barantin telah melakukan analisis risiko, pemeriksaan fisik, dan uji laboratorium untuk menjamin kesehatan seluruh sapi perah impor yang didatangkan ke Jawa Timur. Selama 14 hari, seluruh sapi perah berada di dalam Instalasi Karantina Hewan, dan pada hari ini dapat dilakukan pembebasan setelah dinyatakan sehat oleh Dokter Hewan Karantina,” ungkap Kepala Barantin, Sahat M Panggabean saat menyerahkan Sertifikat Karantina Pembebasan K-9.2 pada PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk di Feedlot PT Santosa Agrindo, Probolinggo. Selanjutnya sapi-sapi tersebut dapat didistribusikan dan dipelihara oleh para peternak mitra.

banner 325x300

Menurut Sahat, Australia saat ini memiliki industri peternakan sapi potong dan sapi perah yang maju, serta status dan situasi penyakit hewan yang dapat dikendalikan dari potensi masuk dan tersebarnya hama dan penyakit hewan karantina (HPHK). Sehingga pemasukan sapi perah dari negara tersebut dapat dilakukan dengan lancar serta tetap menjamin kesehatan sapi perah yang diimpor sesuai protokol karantina hewan yang telah disepakati antara Barantin dengan Departemen Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Australia (DAFF).

Ia juga menyampaikan bahwa sebagai komitmen dalam mendukung kelancaran pemasukan sapi perah sebagai bagian dari program pemerintah untuk menyediakan 1 juta ekor sapi perah dalam 5 tahun mendatang, mulai dari tahun 2025, Barantin telah melakukan kajian dan penilaian serta menerbitkan SK Badan Karantina Indonesia Nomor 2176 tahun 2025 yang menetapkan Pelabuhan Tanjung Tembaga sebagai tempat pemasukan sapi perah impor untuk daerah Probolinggo.

Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa yang juga turut hadir dalam acara tersebut menegaskan bahwa pemerintah Provinsi Jawa Timur siap mendukung dan berkolaborasi dengan investor maupun swasta dalam rangka pemenuhan kebutuhan baik susu maupun daging.

Sedangkan Deputi Bidang Karantina Hewan, Sriyanto yang juga turut hadir menjelaskan bahwa setelah dilakukan pemeriksaan, pengasingan dan pengamatan karantina selama kurang lebih 14 hari, sesuai dengan protokol karantina hewan, HPHK yang menjadi target pemeriksaan, dipastikan tidak menginfeksi sapi perah asal Australia tersebut, seperti Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), Lumpy Skin Disease (LSD), Penyakit Keluron Menular (Brucellosis), Bovine Viral Diarhea (BVD), Enzootic Bovine Leukosis (EBL), dan Paratuberkulosis.

Sahat juga mengapresiasi kolaborasi antara pemerintah dan sektor swasta guna mendorong percepatan program prioritas pemerintah. Barantin sendiri menurut Sahat, akan terus mendukung upaya pemenuhan serta swasembada pangan.

“Dengan ini, kami menyatakan bahwa seluruh sapi perah dalam kondisi sehat, bebas dari HPHK, dan layak diberikan pelepasan, sehingga aman untuk diserahkan kepada masyarakat dan diharapkan produktif dalam menghasilkan susu yang sehat dan bergizi,” kata Sahat.

Turut hadir dalam kegiatan tersebut Direktur Tindakan Karantia dan Pengawasan, Cici Sri Sukarsih, Komisaris Utama PT. Japfa Comfeed, Syamsir Siregar,
serta Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian, Agung Suganda.(A6)

banner 325x300