LiputanA6, Jakarta – Perhatian Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti terhadap Jawa Timur tidak diragukan lagi. Peringatan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Juanda, Sidoarjo tentang ancaman cuaca ekstrem mendapat perhatian khusus.
Apalagi ancaman cuaca ekstrem yang diperkirakan berlangsung pada 17 hingga 23 Januari itu terjadi merata di 38 Kabupaten/Kota di Jawa Timur. Cuaca ekstrem tersebut berpotensi memicu banjir dan tanah longsor.
“Semua kepala daerah di Jatim harus merespon peringatan ini dengan melakukan mitigasi titik-titik rawan banjir dan longsor di daerah masing-masing. Masyarakat harus dikawal agar terhindar dari hal-hal yang tidak baik,” ujar LaNyalla, Kamis (18/01/24).
Mitigasi bencana merupakan bentuk pengurangan kerugian yang lebih besar akibat bencana yang sulit dideteksi kemunculannya secara tepat. Selain itu, mitigasi bencana juga dilakukan untuk menghindari maupun mencegah keberadaan bencana.
“Kita tidak tahu kapan bencana itu akan terjadi. Yang bisa kita lakukan adalah mempersiapkan diri dalam menghadapi segala kemungkinan. Oleh karenanya, masyarakat harus meningkatkan kewaspadaan terkait potensi ancaman bencana cuaca ekstrem yang telah diperingatkan BMKG. Mari kita jaga bersama,” imbau pria berdarah Bugis itu.
Selain itu, pria yang lahir di Jakarta dan besar di Surabaya itu menyebut ada tiga hal yang setidaknya mesti dilakukan dan disiapkan juga oleh masyarakat. Pertama, kata LaNyalla, meningkatkan kepekaan terhadap lingkungan sekitar. Hal ini penting agar kita memiliki kesiapsiagaan ketika terjadi perubahan mencolok di sekitar kita imbas dari cuaca ekstrem yang nantinya melanda.
“Kalau kita sudah siap siaga sejak awal, maka langkah berikutnya kita jangan panik dan siapkan skenario penyelamatan atau jalan keluar menghindari ancaman bencana. Mudah-mudahan kita semua dilindungi oleh Allah SWT,” kata LaNyalla.
Di sisi lain, LaNyalla juga meminta kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) provinsi dan kabupaten/kota untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan. Pertama, tentu saja melakukan sosialisasi yang massif kepada masyarakat. Kedua, menyiapkan skenario penanganan bencana terhadap potensi yang timbul dari cuaca ekstrem tersebut.
“Saya berharap BPBD bisa memberikan peringatan dini yang baik kepada masyarakat, sehingga dapat meminimalisasi jatuhnya korban, baik jiwa maupun harta benda. Siapkan skenario antisipasi dan penanganannya,” ingat LaNyalla.
Sebagaimana diketahui, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Juanda, Sidoarjo mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada akan potensi cuaca ekstrem bencana hidrometeorologi, seperti hujan lebat, banjir, tanah longsor, angin kencang, puting beliung, serta hujan es yang berpotensi terjadi selama sepekan ke depan (17-23 Januari 2024) di semua Kabupaten dan Kota Jawa Timur. (A6)