LiputanA6, Gresik – Al-Qur’an merupakan pedoman sekaligus menjadi dasar hukum bagi manusia dalam mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Tanpa pegangan atau pedoman manusia akan kehilangan arah dan selalu dengan berbagai persoalan dari yang paling ringan sampai yang paling berat.
Wahyu – Wahyu Allah yang dihimpun dalam sebuah kitab suci yang bernama Al Qur’an itu menjadi pedoman yang lengkap bagi manusia dalam menjalin hubungan dengan Allah, dengan sesama manusia dan dengan alam lingkungannya.
Dan malam ini mushola Baiturrahman dusun Glintung desa Kepatihan menutup kegiatan tadarus Al Qur’an bulan Ramadhan.
Ketua ta’ mir mushola Baiturrahman H. M Munir mengucapkan terimakasih kepada semua yang hadir dan minta maaf atas segala kekurangan nya apabila dalam acara penutupan tadarus Al Qur’an ini ada yang kurang berkenan di hati saudara – saudara yang hadir.
Momen yang sarat makna bagi seluruh yang hadir di acara penutupan tadarus Al Qur’an di mana kebersamaan dan semangat untuk mempererat tali silaturahmi.
Dengan ditutupnya kegiatan tadarus dan khataman Al-Qur’an di bulan Ramadhan ini diharapkan momentum kebersamaan dan kebaikan yang tercipta dapat terus terinspirasi dan memberi manfaat.
Acara dilanjutkan ceramah agama oleh ustadz Anwar Mubasir , Alhamdulillah kita semua bisa menghadiri penutupan tadarus Al Qur’an di bulan suci Ramadhan ini.semoga di catat oleh Allah SWT sebagai amal yang baik.
Malaikat bersedih atas kepergian Ramadhan lantaran begitu sayangnya kepada umat nabi Muhammad Saw. Sebagai mana dalam hadist:
Dari Jabir R A Rasulullah Saw bersabda “Ketika datang akhir malam bulan Ramadhan langit – langit dan bumi serta para malaikat menangis karena merupakan musibah bagi umat Muhammad Saw.”
Musibah apa itu ya Rasulullah? Rasulullah menjawab, lenyaplah bulan Ramadhan karena sesungguhnya doa – doa di kabulkan, dan sedekah di terima, kebaikan di lipat gandakan dan adzab di tolak.
Dan orang yang berat melakukan kebaikan setelah Ramadhan itulah yang dinamakan musibah.
Bagaimana bisa seorang mukmin tidak meneteskan airmata ketika berpisah dengan bulan Ramadhan sedangkan ia tidak tahu apakah masih ada sisa umurnya untuk berjumpa bulan Ramadhan tahun depan.
Sesungguhnya tidak ada musibah yang lebih besar kecuali perginya bulan Ramadhan maka berbuat baiklah di sisa Ramadhan niscaya di ampuni kesalahan yang lalu.
Maka manfaatkanlah hari – hari yang tersisa karena kita tidak tahu kapan bisa meraih Rahmad Allah SWT. Tidak dinamakan orang yang berhari raya hanya memakai baju yang baru, yang dinamakan orang yang berhari raya adalah mereka setelah Ramadhan ketaqwaan nya maupun ibadahnya kepada Allah semakin meningkat.(A6)