LiputanA6, Banyuwangi Barat – Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Banyuwangi Barat ajak pesantren dan stakeholder untuk kelola hutan di Wisata Gantasan, Licin- Banyuwangi, Rabu (07/02).
Sebuah program kolaboratif yang luar biasa digagas oleh Adm Bwb dengan menjalin kerjasama dengan Pondok Pesantren yang dikelola Yayasan Kubah Hijau yang melibatkan santri mandiri.
Gus Mubarok Pimpinan Yayasan Kubah Hijau menyampaikan disebut santri mandiri karena santri yang tinggal dan menuntut ilmu agama di Pondok Pesantren sudah tidak lagi mendapatkan kiriman uang saku dari orang tua, mereka benar² dididik untuk menjadi mandiri.
“Santri mandiri itu tiap pagi sampai sore harus mencari uang sendiri untuk membiayai hidupnya, banyak dari luar kota bahkan luar Jawa. Pada sore hari sampai malam mereka mengaji layaknya santri yang lain,” tambahnya.
Alhamdulillah kalau Perhutani memberi kesempatan untuk pekerjaan mereka, saya sangat mengapresiasi itu dan terimakasih pada Perhutani dan Adm Banyuwangi Barat, kami siap membantu dan mensukseskan program program kehutanan untuk lingkungan hidup dan masyarakat yang lebih baik, katanya.
Adm Perhutani KPH Banyuwangi Barat Muklisin, S.Hut mengatakan, Perhutani selalu membuka ruang dengan berbagai elemen masyarakat untuk menjalin sinergi dalam pengelolaan Kawasan hutan sehingga dapat memperoleh nilai tambah dari segi materil.
“Dengan terjalinnya sinergi dengan kalangan pesantren diharapkan mendapatkan nilai manfaat bagi semua, hutan lestari rakyat sejahtera,” ujarnya.
Kita akan siapkan bidang sadapan pinus sesuai dengan domisili misalnya Santri dari daerah Kabat bisa sadap pinus di hutan Pakel, kita akan membayar volume getah yang dihasilkan dengan asumsi getah pinus /kg Rp. 4.500 kalau dalam 15 hari saja dapat 5 drum setara 100 kg maka penghasilan bisa dapat Rp. 2.250.000 kalau 1 bulan bisa Rp. 4.500.000, pungkasnya.(A6)